PENDAHULUAN
Segala puji hanya bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan, memohon perlindungan
dan ampunan dari segala dosa-dosa yang kita lakukan. Karena rahmat dan inayah
Allah c, Alhamdulillah pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Sumber Data Populasi dan Teknik Sampling. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada utusan Allah c dan hamba-Nya, yakni Nabi
Muhammad g. Sebelum pemakalah membahas lebih
jauh mengenai judul di atas, terlebih dahulu pemakalah akan menjelaskan hal-hal
berikut ini:
LATAR BELAKANG
Sumber
data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.[1]
Sedangkan data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan
ada riset[2]
atau penelitian. Jadi sumber data yang dimaksud dalam hal ini ialah sumber data
yang digunakan dalam sebuah penelitian atau riset.
Menurut
Arikunto, untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka ia
mengklasifikasikannya menjadi tiga tingkatan huruf p dari bahasa Inggris,
yaitu:
P = person, sumber data berupa orang
P = place, sumber data berupa tempat
P = paper, sumber data berupa simbol.[3]
Sehubungan
dengan hal di atas maka sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian
dikenal dengan 3 penelitian yaitu:
1. Penelitian
populasi
2. Penelitian
sampel
3. Penelitian
kasus
Pemakalah akan membahas lebih jauh tentang dua
saja, yakni populasi dan sampel. Populasi yaitu seluruh subjek
penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti.
B.
RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas maka pemakalah akan membatasi pembahasan makalah ini
pada:
1. Pengertian poulasi dan sampel
2. Teknik sampling
C.
TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan
dari makalah ini ialah:
1. Mengetahui dan memahami tentang populasi dan
sampel
2. Mengetahui teknik pengambilan sampel
Sedang manfat
yang diharapkan dari makalah ini ialah:
1. Menambah wawasan pemakalah dan pembaca tentang populasi
dan sampel serta teknik pengambilan sampel
2. Membantu pemakalah dan pembaca dalam
pengambilan sampel sekiranya melakukan sebuah penelitian
PEMBAHASAN
SUMBER DATA POPULASI DAN TEKNIK SAMPLING
Populasi dan sampel merupakan dua istilah kunci
yang selalu muncul dalam kegiatan penelitian, terutama penelitian kuantitatif
atau penelitian deskriptif non-kualitatif. Pemilihan populasi dan sampel
merupakan langkah dan tahapan penting dalam penelitian. Kedua istilah ini
memiliki hubungan yang sangat erat. Karena menurut Sutrisno Hadi, sampel yang
baik yaitu sampel yang memiliki populasi.[4]
A.
POPULASI
1.
Pengertian Populasi
Populasi
adalah seluruh subjek penelitian. Menurut Nurul Zuriah populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.[5]
Menurut Ary, et all. (1979), populasi adalah semua anggota sekelompok orang,
kejadian, atau objek yang telah dirumuskan
secara jelas, atau kelompok lebih besar
yang menjadi sasaran generalisasi. Pandangan yang sama juga dikemukakan
oleh Ubaidat, et all. (1987), bahwa populasi penelitian adalah sekumpulan
individu yang diteliti. Pernyataan ini dipertegas oleh Ibnu, et all. (2003),
bahwa populasi adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian.[6]
Pengertian
lain menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian (Hadari Nawawi, 1983: 141) dalam S. Margono (1997).[7]
Pengertian
menurut beberapa para ahli di atas, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran dalam sebuah
penelitian. Wujudnya beraneka ragam, yakni manusia, hewan, tumbuhan,
benda-benda, barang-barang yang dibuat oleh manusia seperti hasil kerajinan,
barang-barang yang alami seperti pasir, fenomena-fenomena yang terjadi, nilai
tes, kata atau kalimat, dokumen, barang cetak, dan lain-lain.
Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga
disebut studi populasi atau studi sensus. Penelitian populasi dilakukan apabila
peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.
Objek
pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku
untuk seluruh populasi. Misalnya ingin mengetahui kemampuan santri Pesantren Thawalib
Parabek Bukititnggi dalam membaca kitab standar. Setelah diadakan penelitian
kepada seluruh santri Pesantren Thawalib Parabek Bukittinggi maka disimpulkan
bahwa seluruh santri Pesantren Thawalib
Parabek Bukittinggi “mampu” atau “tidak mampu”.
2.
Macam-Macam Populasi
a.
Dilihat dari jumlahnya, maka populasi ada dua
macam:
1)
Jumlah terhingga, terdiri dari elemen dengan
jumlah tertentu. Misalnya, semua orang yang terdaftar dalam angkatan laut pada
hari tertentu atau semua mahasiswa yang terdaftar mengambil suatu mata kuliah.
2)
Jumlah tak hingga, terdiri dari elemen yang
sukar sekali dicari batasannya. Misalnya, semua jenis senjata yang
diperbolehkan oleh undang-undang. Mungkin saja senjata itu kini sudah jadi,
sudah direproduksi, tetapi mungkin belum diproduksi oleh pabrik, atau bahkan
sudah rusak dan dimusnahkan.[8]
b.
Berdasarkan kategorinya, populasi dibagi
menjadi dua:
1)
Populasi teoritis (Theoritical population), yakni
sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian,
agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka
ditetapkan terdiri dari guru; berumur 25 sampai 40 tahun, program S-1, jalur
tesis, dan lain-lain.
2)
Populasi yang tersedia (accessible
population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat
dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Padang terdiri
dari guru yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi
teoritis.[9]
c.
Berdasarkan sasarannya, populasi dibagi juga
menjadi dua:[10]
1)
Populasi secara umum, yakni seluruh elemen yang
terdapat dalam objek penelitian. Misalnya seluruh guru MAN di Kab. Agam.
2)
Populasi target, yakni elemen khusus dari
populasi umum. Misalnya, jika populasi umumnya ialah seluruh guru MAN di Kab.
Agam, maka populasi targetnya adalah seluruh guru Bahasa Arab MAN di Kab. Agam.
d.
Berdasarkan sifatnya, populasi dibagi menjadi 2
(dua) macam:
1)
Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi
yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan
jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat
golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
2)
Populasi yang bersifat heterogen, yakni
populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi
sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.[11]
B.
SAMPEL
1.
Pengertian Sampel
Setiap
penelitian memerlukan sejumlah data yang harus diselidiki. Baik berupa orang
atau manusia, benda, hewan, dan data-data kuantitatif lainnya. Maupun nilai,
kata, kalimat, paragraf, fenomena-fenomena yang terjadi, dan data-data
kualitatif lainnya. Idealnya seorang peneliti harus meneliti data populasi
secara keseluruhannya. Namun, jika data populasi tersebut terlalu besar maka
peneliti cukup mengambil sampel yang representatif yaitu yang mewakili populasi
atau keseluruhan data. Setelah menyelidiki sampel itu peneliti mengambil
kesimpulan secara generalisai yang berlaku untuk populasi. Misalnya, jika
seorang peneliti ingin mengetahui manisnya segelas air kopi, maka peneliti
cukup dengan mencicipi satu atau setengah sendok saja. Maka peneliti akan tahu
kalau air kopi tersebut manis atau tidak manis yang berlaku untuk segelas air
kopi.
Penjelasan
di atas telah menggambarkan bahwa sampel itu adalah sebagian data atau mewakili
populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi.[12]
Menurut pendapat lain, sampel adalah kelompok kecil yang diamati (Ary, et all.,
1979). Kemudian juga semakna dengan ini dikemukakan oleh Ubaidat, et all (1987)
dan Nazir (1988), bahwa sampel merupakan bagian dari populasi.[13]
Misalnya, apabila seseorang ingin meneliti Efektifitas Metode Pembelajaran
Bahasa Arab di Madrasah Aliyah (MA) se-Sumatera Barat. Tentunya tidak mungkin
peneliti akan meneliti secara langsung ke semua Madrasah Aliyah yang ada di
Sumatera Barat. Mengingat jumlah atau populasi MA baik negeri maupun swasta
terlalu besar. Untuk itu, peneliti memilih beberapa MA untuk dijadikan sampel
dalam penelitian. Hasil dari penelitian tersebut diberlakukan untuk semua MA
yang ada di Sumatera Barat.
Dinamakan
penelitian sampel apabila peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian yang berlaku untuk populasi. Secara ringkas dapat kita lihat pada
bagan berikut ini:
2. Dasar-Dasar Pertimbangan Pengambilan Sampel
a.
Ukuran populasi.
Menurut
S. Margono (1997: 121-125) dalam buku Nurul Zuriah ada 6 (enam) hal yang
menjadi dasar pertimbangan sebuah penelitian dilakukan dengan mempergunakan
sampel, antara lain sebagai berikut:
Populasi
tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui
dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Oleh karena itu, sama sekali
tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam
populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar.
b.
Masalah biaya.
Besar-kecilnya
biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin
besar objeknya maka semakin besar pula biaya yang diperlukan.
c.
Masalah waktu.
Penelitian
sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi.
Sehubungan dengan itu, apabila waktu yang tersedia terbatas maka penelitian
sampel lebih tepat.
d.
Percobaan yang sifatnya merusak.
Banyak
percobaan yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi, karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya.
e.
Masalah ketelitian.
Masalah
ketelitian adalah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggungjawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan,
pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu dapat
dilakukan secara teliti. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dalam
melaksanakan tugasnya.
f.
Masalah ekonomis.
Penelitian
sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.[14]
Menurut
Arikunto ada beberapa alasan jika seorang peneliti menggunakan penelitian
sampel:
a.
Karena subjek pada sampel lebih sedikit
dibandingkan degan populasi, maka kerepotannya tentu kurang.
b.
Apabila populasinya terlalu besar, maka
dikhawatirkan ada yang terlewati.\
c.
Dengan penelitian sampel, maka akan lebih
efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga).
d.
Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti
deskruktif (merusak).
e.
Ada bahayanya bisa dari orang yang mengumpulkan
data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga
pencatatannya bisa menjadi tidak teliti.
f.
Ada kalanya memang tidak memungkinkan melakukan
penelitian populasi.[15]
3.
Taknik Pengambilan Sampel
Setelah
jumlah sampel yang akan diambil dari populasi telah ditentukan, selanjutnya
pengambilan sampel pun harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam
bentuk teknik sampling. Adapun cara-cara atau teknik sampling tersebut
dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Sampel random atau sampel acak, sampel campur
Teknik
sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya,
peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek
dianggap sama.[16]
Dimaksud dengan acakan atau random ialah kesempatan yang sama untuk dipilih
bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.[17]
Menurut
Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.[18]
Supaya
perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya
sampel, antara lain disebutkan di bawah ini:
1)
Dengan rumus Jacob Cohen:
Dengan
keterangan:
N = Ukuran sampel
f2 = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam
penelitian
L = Fungsi power dari u, diperoleh dari
table, t.s. 1%
Power
(p)= 0.95 dan effect size (f2) = 0,1
Harga L table
dengan t.s. 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19,76. Maka dengan rumus tersebut
didapat:
2)
Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua
rumus:
a)
Dikemukakan oleh Issac & Michel:
Di
mana:
S = ukuran sampel N = ukuran
populasi
P = proporsi dalam populasi d = ketelitian (error)
= harga
table chi-kuadrat untuk ∞ tertentu
b)
Dikemukakan oleh Paul Leedy:
Di mana:
N = ukuran sampel
Z = Standard score untuk ∞ yang
dipilih
e
= sampling error
P = Proporsi harus dalam populasi[19]
Cara
lain yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan teknik ini ialah:
1)
Cara undian
Cara
ini member nomor-nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih
nomor-nomor sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan.[20]
Adapun langkah-langkahnya ialah sebagai berikut:
a)
Membuat daftar yang berisi semua subjek, objek,
peristiwa, atau kelompok-kelompok yang akan diselidiki.
b)
Memberi kode yang berupa angka-angka untuk
semua yang akan diselidiki.
c)
Menulis kode tersebut masing-masing pada
selembar kertas kecil.
d)
Menggulung setiap kertas kecil berkode
tersebut.
e)
Memasukkan gulungan-gulungan kertas tersebut
dalam kaleng
f)
Mengocok baik-baik kaleng tersebut.
g)
Mengambil satu persatu gulungan tersebut
sejumlah kebutuhan.[21]
2)
Cara ordinal/sistematis
Menurut
Vockel (1983), cara ini merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui
peluang dan sistem tertentu di mana pemilihan anggota sampel setelah dimulai
dengan pemilihan secara acak untuk data pertama dan berikutnya secara interval
tertentu.[22]
Misalnya setelah 1000 orang subjek kita beri nomor untuk sampel 200 orang, kita
membuat 5 gulungan kertas dengan nomor 1,2,3,4,5. Kita ambil satu, misalnya
setelah dibuka tertera angka 3. Oleh karena sampel kita 200 padahal populasinya
1000 maka besarnya sampel seperlima dari populasi. Demikianlah maka kita ambil
nomor dengan melompat setiap 5 subjek, mulai dari nomor 3, lalu 8,13,18,23, dan
seterusnya. Kalau sudah sampai nomor terbawah padahal belum diperoleh 200
subjek, kita kembali ke atas lagi.
3)
Menggunakan tabel bilangan random
Langkah-langkah peneliti untuk memilih sampel:
a)
Membuat daftar nomor dan nama subjek
b)
Membuat tabel yang berisi nomor-nomor subjek
c)
Menjatuhkan pensil secara sembarangan pada
petak-petak tabel yang berisi nomor-nomor sampai diperoleh sebanyak anggota
sampai dibutuhkan
b.
Sampel berstrata atau stratified sampling
Teknik
ini biasa digunakan apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok
yang bertingkat-tingkat. Misalnya untuk mengetahui prestasi belajar rata-rata suatu
MA, maka sampelnya adalah murid kelas X, kelas XI, dan kelas XII.
c.
Sampel proporsional atau proportional sampling
Teknik
ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan
memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Misalnya, penelitian
mengambil 50 anak pandai dan 50 anak bodoh dengan mendasarkan pada tingkat IQ
mereka, maka perbandingan kedua kelompok tersebut disertai dengan teknik
random, adakalanya tidak. Apabila teknik proporsional sampling disertai random
maka disebut proporsional random sampling.
d.
Sampel bertujuan atau purposive sampling
Sampel
bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan pada tujuan
tertentu. Yakni berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik
yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.
Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alas an keterbatasan
waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan
jauh.
e.
Sampel kuota atau quota sampling
Teknik
ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan diri pada Quotum[23]
atau jumlah yang sudah ditentukan. Subjek-subjek populasi harus ditetapkan
kriterianya untuk menetapkan kriteria sampel. Misalnya sejumlah mahasiswa
tingkat V dari beberapa universitas tertentu yang bekerja sambil belajar.
f.
Sampel kembar atau double sampling
Pengambilan
sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh
misalnya secara angket (terutama angket yang terkirim lewat pos). Maka dari
cara itu, ada angket yang kembali dan ada angket yang tidak kembali.
Masing-masing kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali
dipertegas dengan interviu. Jadi sampling kedua ini berfungsi mencek sampling
pertama.
g.
Sampel wilayah atau area probability
sampling
Sampel
wilayah adalah teknik yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah
yang terdapat dalam populasi.[24]
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian
area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada
populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.
h.
Sampel kelompok atau cluster sampling
Teknik
ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan
atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi. Jadi populasi sengaja dipandang
berkelompok-kelompok, kemudian kelompok itu tercermin dalam sampel.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian pemakalah di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sumber data itu ada dua, yaitu populasi dan
sampel
2. Populasi yaitu keseluruhan data atau objek
sasaran yang akan diteliti oleh seseorang
3. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi
yang dijadikan data atau objek dalam penelitian.
Sampel yang baik itu ialah
sampel yang memiliki populasi. Pengambilan sampel disebut dengan
sampling.
4. Teknik sampling yaitu:
a. Sampel random
atau sampel acak, sampel campur
b. Sampel
berstrata atau stratified sample
c. Sampel proporsional
atau proportional sample
d. Sampel
bertujuan atau purposive sampling
e. Sampel kuota
atau quota sampling
f. Sampel kembar atau
double sampling
g. Sampel wilayah atau
area probability sampling
h. Sampel kelompok atau
cluster sampling
Penulis: Pausil Abu Qie
BP: 409.054
Mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang 2013
[1] Suharsismi
Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006) Edisi Revisi VI. hal 129
[2] Husein Umar. Metode
Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005) hal 49
[3] Suharsimi
Arikunto. ibid
[4] Cholid Narbuko
& Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet.
XI. hal 107
[5] Nurul Zuriah. Metodologi
Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. (Jakarta: Bumi Aksara,
2006) hal 116
[6] Moh. Ainin. Metodologi
Penelitian Bahasa Arab. (Surabaya: Hilal Pustaka, 2010) Cet. 2. hal. 98
[7] Nurul Zuriah. Ibid
[8] Suharsimi
Arikunto. Op. Cit. hal 130
[9] Nurul Zuriah. Op.
Cit. hal 117
[10] Sukmadinata
dalam Moh. Ainin. Op. Cit. hal 99
[11] Nurul Zuriah. Ibid
[12] Husein Umar. Op.
Cit. hal 77
[13]
Moh. Ainin. Op. Cit. hal 100
[14] Nurul Zuriah. Op.
Cit. hal 120
[15] Suharsimi
Arikunto. Op. Cit. hal 133
[16] Suharsimi
Arikunto. Op. Cit. hal 134
[17] S. Nasution. Metode
Research (Penelitian Ilmiah). (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) Cet VI . hal.
87
[18] Arikunto. Ibid
[19] Suharsimi
Arikunto. Op. Cit. hal 135-136
[20] Husein Umar. Op.
Cit. hal 83
[21] Cholid Narbuko
& Abu Achmadi. Op. Cit. hal 111-112
[22] Husein Umar. Op.
Cit. hal 84
[23] Cholid Narbuko
& Abu Achmadi. Op. Cit. hal 116
[24] Suharsimi
Arikunto. Op. Cit. hal 139
0 komentar:
Post a Comment